I Love Traveling and I Love Indonesia
I have always loved traveling, let alone out of town, get new knowledge, new friends, and others
Kamis, 26 Februari 2015
Menikmati Malam Tahun Baru di Dieng
Awalnya seminggu sebelum tahun baru 2013, saya dan teman saya yang bernama Jatu bingung mau kemana malam tahun barunya, tapi saya punya ide untuk touring ke Dieng naik motor, dan akhirnya mengajak teman sekolah dulu yaitu Andro dan Richo. Entah hari apa saya lupa kami berempat berangkat pagi jam 8.00. Perjalanan berangkat lancar jaya, kami tidak tahu jalan menuju ke Dieng tapi kami mengandalkan penunjuk arah warna hijau wkwkwkwkk. Mendekati Dieng, hawa dingin mulai terasa, gelakkk!! dingin banget! padahal itu belum sampai pemberhentian akhir, karena banyak tanjakan motor yang saya kendarai Supra X hanya gigi 1 terus hahahahaa, dan untung disitu ada bensin Ed Sherrann jadinya perjalanan bisa dilanjut wkwk. Sesampainya di pemberhentian akhir kami langsung mencari penginapan, setelah mencari-cari kami dapat penginapan yang murah!! 200rb per malam kayaknya, maklum udah lama wkwk. Kami beristirahat, buat kopi dll karena dinginnya bukan main.
Istirahat sudah sorenya kira-kira jam 15.00 kami langsung cabut ke Candi Arjuna. Jalan kaki lho !! padahal lumayan jauh dan capek, dikiranya kami deket gitu hhaha, kami pun masuk tanpa tiket wahahhaha. Mantappp wkwk. Kami pun keliling Candi, bagus juga suasana disini, tapi ya tetep dinginnya nomer satu, nih fotonyaa
Selesai sudah halan-halan foto-foto di Candi Arjunanya, kami pun mutar lewat deket Danau Telaga Warna, kami berempat yang jalan, yang lain naik kendaraan wkwk. Sesampainya di tikungan Pintu Masuk Danau Telaga Warna, ada mobil jeep dinas pariwisata setempat lewat dan kami mengacungkan tangan untuk numpang, dan dibolehkan numpang! wahhaha josss tenan wkwk. Nih ada fotonyaa gaesss di atas jeep
Kami pun turun didepan penginapan. Setelah itu kami istirahat sampai malam untuk mempersiapkan malam tahun baru hehe. Tidur minum kopi rokok makan dll kami lakukan(sekarang sudah berhenti ngerokok) wwkwkwk. Waktu sudah mendekati jam 00.00, diluar pun wisatawan dan warga berbaur menjadi satu untuk merayakan malam tahun baru, kami pun keluar jalan kaki dan berhenti didepan indomart, disitu begitu rame, warga pun menyiapkan petasan yg besar untuk dinyalakan, dan jam tepat 00.00 petasan dinyalakan warga, kami yang sebagai wisatawan pun mengabadikan indahnya petasan dilangit hehe
Selesai menikmati malam tahun baru, kami bergegas pulang ke penginapan dan tidur. Paginya kira-kira jam 9 kami bersiap untuk pergi ke Danau Telaga Warna, kali ini naik motor, tidak jalan kaki wkwkwk. Sampai sana bayar tiket dan masukk, wow! bagussss mennn! kami pun segera mengabadikan foto dan halan-halan, cukup melelahkannnnn. Ramenya bukan main karena itu libur tahun baru, jadinya ya nggaksalah deh kalau rame. Berikut fotonyaaa....
Kelar di Danau Telaga Warna, kami berempat langsung beranjak ke next destination yaitu kawah sikidang!! Sampai disitu dan ramenya bukan main, dan dingin! bau belerang mulai terasa bung. Untung kami bawa masker sendiri jadinya tidak perlu beli hehe. Kami langsung masuk ke area kawah, mantep euy viewnya, foto-foto pun dilanjutkan! hahahhaaaa. Disini juga ada ibu-ibu bapak-bapak penjual telor rebusss lho, telor rebus berasal dari kawahnyaa, ngrebusnya pake keranjang yang panjang lalu dijulurkan kedalam kawah, beberapa menit telor pun matang haha. Sayangnya kami tidak beli telor rebusnyaa, namanya juga berhemat wkwkwkwk. Nih sekilas fotonya...
Setelah puas kami pun beranjak dari Kawah Sikidang, dan kembali ke penginapan. Istirahat sebentar lalu kami segera bergegas pulang ke Semarang!! Untuk mempercepat waktu, kami pun pulang via Sumowono, jalan gelap pun dilalui, hujan juga huhu. Kira-kira 4jam kami ontheway ke semarang, tapi tapi saya menginap di bandungan dulu di rumah teman kami yg ikut, Si Richo, karena rumah dia di bandungan dan itu sudah malam saya dan teman saya memilih untuk bermalam disitu. Oke gaess, cukup sekian cerita liburan saya yg waktu itu saya masih semester awal kuliah wkwk sekarang mahhh udah akhir gitu hehe. Tunggu postingan selanjutnya yaaa ! :)
Rabu, 06 Maret 2013
Rabu, 13 Februari 2013
Minggu, 06 Januari 2013
Biografi Soe Hok Gie
Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.
Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.
Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?
Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.
Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.
Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.
Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.
Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.
Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.
Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.
Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.
Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.
24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.
Minggu, 25 November 2012
Seminar
Brohhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ada seminar oke punya !
CYBER LAW ENFORCEMENT TOWARDS CYBERCRIME (Penegakkan Hukum Dunia Maya Terhadap Kejahatan Dunia Maya)
Jumat 30 November 2012
Pukul 08.00-selesai
Ruang Theater Lt. 3 Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata Semarang
FREE bro !!! Dapet Snack+Sertifikat
CP: Novi 085222555077
Edo 087832899606
Minggu, 28 Oktober 2012
Gagal Ngejazz
Gagal Ngejazz is a band my friend, exactly college friends. The curly-haired singer called Yogas, Bass was Tio 'Pouck', and in the drum there Jeffri. Rock and roll guys!
Minggu, 14 Oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)